Pada saat transportasi laut memegang peranan yang sangat dominal sebagai alat angkut barang-barang dari satu tempat ke temapt yang lain. Hal ini dikarenakan sebagian besar dunia terdiri dari lautan. Seiring dengan pesatnya perkembangan transportasi laut, maka jumlah kapal yang beroperasi pun semakin banyak.
Dalam meningkatkan daya saing kapal terhadap kapal lainnya dalam beroperasi, nakhoda dan ABK harus memperhitungkan faktor keselamatan (system pengawasan) baik dalam pelayaran, melakukan kegiatan bongkar muat di pelabuhan atau kapal sedang berlabuh di suatu perairan.
Salah satu penentu faktor keselamatan adalah manusia, manusia adalah unsur utama, sedangkan unsur yang lain adalah penunjang. Manusia merupakan unsur pelaku dimana efektivitas unsur teknis dan peraturan tetap ditentukan oleh manusia.
Kecelakaan-kecelakaan pada transportasi laut sudah banyak terjadi. Insiden yang terjadi biasanya adalah tenggelam akibat kebocoran, kelebihan muatan, terbakar atau meledak atau tenggelam akibat faktor lain. Tetapi berdasarkan data dari Mahkamah Pelayaran faktor kesalahan manusia adalah penyebab utama dari kecelakan transportasi lau yang ada.
Sebanyak 88% kejadian disebabkan oleh human error dari orang-orang yang ada dalam system transportasi laut. Dan hanya beberapa saja yang di sebabkan oleh faktor alam atay cuaca
Human error yang terjadi pada kecelakaan transportasi laut dapat disebabkan oleh berbagai faktor pada system transportasi yang ada, misalnya kurangnya kefahaman awak kapal pada rute perjalanan baik di laut lepas maupun di alur pelayaran. Kelalaian petugas jaga dalam pengawasan dan maintenance terhadap mesin yang ada pada kapal dan juga saat menghadapi suatu kejadian emergency sesuai prosedur yangada.